TUBAN – Sejumlah petani yang penyewa lahan di wilayah Mondokan, Kecamatan Tuban mengaku resah dan galau setelah mengetahui lahannya itu akan diminta kembali oleh Pemda setempat. Mereka seakan lontang-lantung karena tak mendapatkan kopastian apapun soal kompensasi.
Di area tersebut terdapat sekitar 40–50 petani yang selama ini menggarap lahan seluas kurang lebih 3,51 hektare. Mereka telah menyewa lahan itu selama puluhan tahun dan seluruh penghidupan keluarga sangat bergantung pada hasil dari tanah eks bengkok itu.
Dimintanya tanah itu kembali oleh Pemkab Bumi Ranggalawe sendiri tak lepas karena akan diperuntukkan sebagai lokasi pembangunan Sekolah Rakyat (SR). Saat ini, SR sendiri masih mendompleng Balai Latihan Kerja Industri (BLKI).
Salah satu petani, Sumiyatun mengaku lahan tersebut merupakan satu-satunya mata pencahariannya. Sehari-hari ia hanya menggantungkan hidupnya dari berjualan kangkung dari lahan yang disewanya itu.
“Yo piye maneh, Cung, mbah nggih mboten saget nopo-nopo. Nek tanah niki sampun didamel sekolah rakyat nggih kulo mulung mawon,” ungkap Sumiyatun dengan nada getir.
(Ya bagaimana lagi, Nak, mbah ya tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau tanah ini dibangun Sekolah Rakyat saya ya mulung saja) ungkap Sumiyatun dengan nada getir.
Petani lain, Mashudi juga pasrah dengan keadaan. Ia juga menyadari tanah tersebut bukanlah merupakan tanahnya. Tetapi dari tanah itulah, ia menggantungkan nasibnya dengan menanam padi.
“Banyak yang sambat, sebenarnya tidak setuju, Mas, tapi mau gimana lagi ini memang tanah negara,” ungkapnya dengan lesu.
Mashudi menyebut sekali panen ia bisa menghasilkan lima kuintal gabah, sebagian untuk kebutuhan makan dan sisanya dijual untuk menutup biaya pupuk.
Sementara itu, Lurah Mondokan, Adit Dharmawan mengungkapkan nantinya para petani-petani penggarap lahan eks bengkok sejak puluhan tahun lamanya itu akan di alihkan menuju lahan eks bengkok lainnya. Sehingga mereka dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.
“Masyarakat sudah memahami kalau tanah itu tanah milik negara, jadi mereka sudah bersiap,” kata Adit saat ditemui, pada Selasa (18/11/2025).
Menurutnya, lahan eks bengkok tersebut sudah dilelang dan terdapat perjanjian kontrak sewa kepada para petani tersebut. Lahan-lahan tersebut disewakan dengan biaya Rp700 ribu per blok dengan luasan yang sama.
“Nantinya kita alihkan mereka menuju ke lahan-lahan eks bengkok lain seperti di baratnya SMAN 4 Tuban dan di selatannya jalan Letda Sucipto,” ungkapnya.
Pihaknya memastikan kepada para penggarap lahan itu untuk dipindahkan menuju ketanah bengkok milik kelurahan. Tetapi pihaknya saat ini masih melakukan perumusan akan rencana pemindahan lahan sewa lainnya.
“Kita sebisa mungkin adil, tidak mengurangi luas lahannya dan syukur-syukur kalau bisa lebih,” tutupnya.

